Microsoft dan LinkedIn Mengkaji Situasi AI di Dunia Kerja Indonesia

Mengkaji Situasi AI di Dunia Kerja

Data dari Global Work Trend Index 2024 tentang penggunaan AI di dunia kerja telah dirilis oleh Microsoft dan LinkedIn. Temuan menunjukkan bahwa lebih banyak pekerja pengetahuan di Indonesia yang menggunakan AI generative. Lebih dari itu, banyak pemimpin di Indonesia yang percaya bahwa perusahaan mereka harus menggunakan AI untuk tetap kompetitif. Hasil ini menunjukkan betapa kuatnya minat Indonesia untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk memengaruhi bisnis. Selain itu untuk menunjukkan betapa mungkin munculnya budaya baru dalam industri ketenagakerjaan di Indonesia yang didorong oleh kecerdasan buatan. 

Sekarang kita berada di era transformasi AI, yang memungkinkan kita untuk berkreasi dan berinovasi jauh lebih cepat. Kecepatan Indonesia dalam beradaptasi dan bertumbuh menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat untuk merealisasikan peluang ekonomi digital Indonesia. Terlebih lagi untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat luas. Presdir Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan, “Kuncinya sekarang ada pada bagaimana kita mampu menyalurkan antusiasme ini menjadi transformasi AI bisnis yang nyata. Pertama, identifikasi masalah bisnis dan integrasikan AI ke dalam solusinya. Kedua, gunakan pendekatan top-down dan bottom-up. Terakhir, prioritaskan pelatihan keterampilan AI bagi setiap orang.” 

Survei tren ketenagakerjaan

Survei telah dilakukan terhadap 31.000 orang di 31 negara mengenai tren ketenagakerjaan dan perekrutan di LinkedIn. Laporan tersebut diberi judul “AI di tempat kerja ada di sini. Now comes the hard part.”  

Selain laporan tersebut, Microsoft mengumumkan kemampuan baru dalam Copilot for Microsoft 365. Di saat yang sama, LinkedIn merilis lebih dari 50 kursus pembelajaran gratis untuk pelanggan LinkedIn Premium. Kursus ini ditujukan untuk membantu profesional dari semua jenjang meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang kecerdasan buatan. 

“Perusahaan perlu pedoman baru dalam merekrut tenaga kerja seiring dengan perubahan transformatif di tempat kerja karena AI,” kata Rohit Kalsy, Country Lead dari Indonesia di LinkedIn. “Dengan cepatnya ekosistem tenaga kerja berkembang, para pemimpin yang memprioritaskan fleksibilitas. Dan berinvestasi dalam mengembangkan keterampilan tenaga kerja yang siap dengan AI akan mendapatkan keunggulan kompetitif.” Sebanyak 69% pemimpin perusahaan di Indonesia mengatakan mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi profesional untuk pelatihan untuk meningkatkan kemampuan AI. Sementara itu, data menunjukkan peningkatan 65% jam belajar untuk 100 kursus AI/generative AI di LinkedIn Learning dari tahun 2022 hingga 2023. Ini adalah rekor jumlah peserta kursus AI teratas di LinkedIn sejak Januari 2023 di Asia Tenggara, Australia, dan India.

Hal penting dari Work Trend Index 2024 

Menurut Work Trend Index 2024, ada tiga hal yang harus diketahui pemimpin dan profesional di tentang dampak AI di pekerjaan:

Karyawan tidak akan menunggu perusahaan untuk menyediakan AI; mereka lebih suka mengadopsikannya di tempat kerja:

  • Dibandingkan dengan 75% dan 83% di seluruh dunia, 92% pekerja di Indonesia sudah menggunakan kecerdasan buatan di tempat kerja mereka. 
  • Sekitar 92% pemimpin di Indonesia percaya bahwa adopsi AI sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Ini lebih tinggi dari rata-rata global (79%) dan Asia Pasifik (84%). Namun, 48% dari mereka khawatir bahwa kepemimpinan organisasi mereka belum memiliki visi atau rencana untuk menerapkan AI dalam perusahaan mereka. Angka ini lebih rendah dari rata-rata global (60%) dan Asia Pasifik (61%). 
  • Oleh karena itu, 76% karyawan di Indonesia mengambil inisiatif Bring Your Own AI/BYOAI. Dimana mereka membawa perangkat atau solusi AI mereka sendiri ke tempat kerja. Tren ini, dapat membawa risiko tertentu terhadap data perusahaan. Terlebih lagi mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh ketika AI digunakan secara strategis dalam skala besar. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab para pemimpin perusahaan dalam waktu dekat untuk memikirkan bagaimana menerapkan AI dalam skala besar. Sehingga dapat menghasilkan return on investment (ROI) yang optimal.

Bagi karyawan, AI membuat standar lebih tinggi dan membuka peluang karir baru:

  • Sebanyak 69% pemimpin di Indonesia mengatakan mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI. Mereka bahkan cenderung merekrut kandidat dengan pengalaman kerja yang lebih sedikit namun handal menggunakan AI, dibandingkan dengan kandidat berpengalaman tanpa keterampilan AI. 
  • Tidak sedikit tenaga profesional yang berinisiatif meningkatkan keterampilan mereka dengan belajar dari data global. Jumlah keanggotaan LinkedIn yang menambahkan keterampilan AI seperti Copilot dan ChatGPT ke profil mereka meningkat 142 kali, dan jumlah profesional non-teknis yang menggunakan kursus pembelajaran LinkedIn untuk meningkatkan keterampilan AI mereka meningkat 160%. 
  • Seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa menyebutkan AI dalam unggahan peluang kerja di LinkedIn meningkatkan lamaran kerja sebanyak 17%. Akibatnya, dampak AI sudah tidak dapat diragukan lagi: perusahaan yang memberikan pelatihan AI dan memberikan alat kepada karyawan mereka akan menarik bakat terbaik, dan karyawan yang meningkatkan keterampilan mereka akan lebih unggul daripada mereka yang masih belum melakukannya.

Munculnya fenomena pengguna AI Power dan prediksi mereka tentang masa depan dunia kerja:

  • Studi ini mengidentifikasi empat jenis pengguna AI: pengguna yang skeptis dan jarang menggunakannya; pengguna baru dan explorer yang lebih akrab dengan dan sering menggunakan AI; dan pengguna yang kuat yang menggunakannya secara luas. 
  •  93% power users di Indonesia menggunakan AI untuk memulai hari kerja mereka dan 94% untuk mempersiapkan esok hari, masing-masing lebih tinggi dibandingkan dengan 85% di seluruh dunia dan 88% di Asia Pasifik. AI sudah menjadi bagian penting dari rutinitas kerja power users. 
  •  Selain itu, ada kecenderungan lebih besar bagi 73% pengguna daya di Indonesia untuk bereksperimen dengan AI; ini lebih tinggi dari angka global (68%) dan Asia Pasifik (51%). 

Banyak perusahaan telah memasukkan generative AI di dunia kerja seperti Copilot for Microsoft 365 ke dalam alur kerja mereka.

Di antaranya, Indosat Ooredoo Hutchinson adalah copilot untuk Microsoft 365 untuk membantu karyawannya lebih produktif dalam mengelola tugas mereka. Selain itu, kapabilitas Copilot untuk Microsoft 365 telah diintegrasikan di berbagai fungsi Indosat. Ini adalah bukti komitmen Indosat untuk mengubah dirinya dari perusahaan telekomunikasi menjadi AI Native TechCo dan merevolusi dunia digital Indonesia.

Pengalaman Kerja Anda Dengan Fitur Copilot Baru untuk Microsoft 365 

Microsoft juga mengumumkan inovasi Copilot untuk Microsoft 365, yang dapat membantu orang berkreasi lebih banyak dengan AI, mengingat manfaat generative AI di dunia kerja:

  • Fitur auto-complete baru akan muncul di kotak komando. Dengan fitur ini, copilot akan membantu orang yang baru menuliskan komando dengan menawarkan untuk melengkapi komando tersebut serta menyarankan komando yang lebih rinci berdasarkan apa yang sedang diketik untuk memberikan hasil yang lebih kuat. 
  • Untuk pengguna yang mengetahui keinginan mereka tetapi mungkin tidak dapat menjelaskankannya, fitur rewrite baru dalam Copilot akan membantu mereka mengubah prompt dasar menjadi lebih kaya dengan satu klik. 
  • Catch Up adalah antarmuka chat baru yang memberikan informasi personal berdasarkan aktivitas terbaru seseorang dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan mereka. 
  • Dengan kemampuan baru di Copilot Lab, orang dapat membuat, menerbitkan, dan mengelola prompt yang disesuaikan dengan mereka sendiri, serta untuk tim, peran, dan tugas tertentu. 

Materi yang Berkontribusi pada Peningkatan Keterampilan yang Berhubungan dengan Dunia Kerja

LinkedIn memberi pengguna alat AI untuk membantu mereka tetap unggul dalam pekerjaan mereka:

  • Untuk Meningkatkan Kemampuan Lebih dari 22.000 kursus tersedia di LinkedIn Learning, termasuk lebih dari 600 kursus tentang kecerdasan buatan, yang dapat digunakan untuk membangun keterampilan dalam kecerdasan buatan, memberdayakan tim dalam suatu perusahaan untuk membuat investasi bisnis yang didorong oleh kecerdasan buatan, atau sekadar untuk menjaga keterampilan karyawan tetap tajam. Kursus baru ini tersedia secara gratis dan terbuka untuk umum hingga 8 Juli 2024. Selain itu, pembelajaran percakapan yang dipandu dan peningkatan personalisasi membantu pelajar menemukan konten yang mereka butuhkan untuk meningkatkan keterampilan mereka lebih cepat melalui pembelajaran AI-Powered di LinkedIn Learning. 
  • Untuk Kemajuan Karier: Bagi pelanggan LinkedIn Premium, AI dapat menghasilkan insights dari Feed LinkedIn, baik itu unggahan, artikel, atau video (dari artikel hingga komentar), yang dapat membantu mereka membuat keputusan atau memberikan ide yang tepat. 
  • Untuk Mencari Pekerjaan: Fitur LinkedIn juga mempermudah dan mempercepat pencarian pekerjaan ideal bagi para pengguna yang sedang mencari kerja. Sekarang, pengguna dapat dengan cepat menilai kesesuaiannya untuk sebuah peran berdasarkan pengalaman dan keterampilan mereka, mendapatkan saran tentang bagaimana menjadi lebih baik di dunia kerja dari segi keterampilan dan network, dan banyak lagi. Sejauh ini, lebih dari 90 persen pengguna yang dapat mengaksesnya menyatakan bahwa ini membantu mereka menemukan pekerjaan.

Dapatkan informasi lain tentang teknologi di portal opini UNISMA. (/mhs)