Fuel Cell dan Cara Kerjanya

Fuel Cell dan Cara Kerjanya ditulis oleh: Ismi Choirotin, UNISMA

Fuel cell adalah suatu perangkat konversi energi yang bekerja seperti baterai, dimana keduanya menghasilkan listrik dari proses reaksi elektrokimia melibatkan hidrogen dan oksigen[2].

Fuel cell merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien, dan digunakan dalam berbagai aplikasi portabel, stasioner, dan transportasi, seperti pengisi baterai, pemanas rumah, dan listrik mobil[2].

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan fuel cell:

Kelebihan

Ramah Lingkungan:

Fuel cell mengubah hidrogen dan oksigen menjadi air, sehingga emisi yang dihasilkan hanya berupa air[4]. Ini membuat fuel cell cocok digunakan pada mobil ramah lingkungan.

Efisiensi:

Fuel cell mampu menghasilkan energi listrik dengan lebih efisien daripada banyak sumber energi fosil yang ada[5].

Sumber Melimpah:

Fuel cell tidak memerlukan banyak sumber daya yang melimpah, seperti minyak atau gas alam[4].

    Kekurangan

    1. Sensitivitas

    Fuel cell cukup sensitif jika tercampur dengan zat asing, sehingga proses perubahan hidrogen dan oksigen menjadi air bisa terhambat[4].

    2. Biaya

    Pengembangan dan penerapan fuel cell mungkin memerlukan biaya yang lebih tinggi daripada sumber energi fosil yang ada[5].

    Fuel cell telah diperkenalkan dalam berbagai industri, termasuk otomotif. Mobil listrik Wuling EV, sebagai contoh, menggunakan teknologi fuel cell sebagai sumber energi[4].

    Dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan fuel cell dan aplikasinya telah menjadi fokus utama dalam penelitian dan pengembangan di berbagai negara maju, termasuk Indonesia[3].

    Citations:

    [1] https://media.neliti.com/media/publications/134810-ID-fuel-cell-sebagai-penghasil-energi-abad.pdf

    [2] https://muji.blog.unimma.ac.id/sel-bahan-bakar-fuel-cell/

    [3] https://journal.uii.ac.id/Teknoin/article/download/137/100/128

    [4] https://wuling.id/id/blog/autotips/kenali-teknologi-fuel-cell-pada-mobil-masa-kini

    [5] https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTM/article/view/45831/22859

    Fuel cell bekerja dengan menggunakan prinsip elektrokimia untuk mengonversi energi kimia menjadi energi listrik. Berikut adalah Fuel Cell dan Cara Kerjanya:

    Reaksi Elektrokimia:

    Fuel cell terdiri dari dua buah elektroda yang terpisahkan oleh elektrolit, yang membawa partikel bermuatan listrik. Reaksi elektrokimia antara hidrogen (atau bahan bakar lain) dan oksigen (ditempor dari udara) menghasilkan tenaga listrik dan air[4].

    Proses Elektrokimia:

    Dalam proses elektrokimia, elektron diterangkut dari atom hidrogen atau bahan bakar lain ke elektroda yang positif (anoda), sementara oksigen yang dihasilkan dikirim ke elektroda yang negatif (kattode)[4]. Hal ini menghasilkan listrik.

    Katalis:

    Untuk mempercepat reaksi pada kedua elektroda, fuel cell ditambahkan dengan katalis, yang adalah partikel yang dapat meningkatkan reaksi elektrokimia[4].

    Sistem Kerja:

    Fuel cell memiliki berbagai model dan sistem kerja yang beragam, mulai dari perangkat kecil yang memproduksi listrik hanya beberapa watt hingga pembangkit listrik besar yang mampu memproduksi listrik dalam kapasitas megawatt[4].

    Fuel cell memiliki beberapa keunggahan, seperti ramah lingkungan, efisiensi, dan sumber melimpah. Namun, terdapat beberapa keterbatasan, seperti sensitivitas terhadap zat asing dan biaya pembangtan yang lebih tinggi daripada sumber energi fosil[4].

    Citations:

    [1] https://media.neliti.com/media/publications/134810-ID-fuel-cell-sebagai-penghasil-energi-abad.pdf

    [2] https://journal.uii.ac.id/Teknoin/article/download/137/100/128

    [3] https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTM/article/view/45831/22859

    [4] https://muji.blog.unimma.ac.id/sel-bahan-bakar-fuel-cell/

    [5] https://youtube.com/watch?v=dKAkW06U_5Q