Minum teh setelah makan merupakan aktivitas yanng banyak digemari masyarakat Indonesia. Baik teh hangat maupun es teh, keduanya kerap menjadi pilihan untuk menemani waktu bersantai atau makan.
Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan kebiasan tersebut ternyata tidak dianjurkan? Hal ini dikarenakan teh mengandung asam oksalat yang dapat menghambat penyerapan zat gizi dari makanan yang baru saja dikonsumsi.
Penjelasan Ahli Gizi
Menurut ahli gizi Tan Hok Guan, asam oksalat dalam teh tergolong anti-nutrien, yaitu senyawa alami yang membantu tumbuhan melindungi diri dari predator. Pada manusia, anti-nutrien dapat menghambat penyerapan zat besi, seng (Zinc), magnesium, dan kalsium.
Dampak Negatif Minum Teh Segera Setelah Makan
Jika Anda minum teh setelah makan, hal ini dapat menyebabkan penyerapan zat gizi tidak maksimal. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan protein dan zat besi yang cukup. Protein dan zat besi sendiri memiliki peran penting dalam pembentukan jaringan dan sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, menyediakan energi, serta menghasilkan darah kaya oksigen.
Solusi agar Tetap Nikmati Teh Tanpa Gangguan Penyerapan Gizi
Bagi Anda yang sulit meninggalkan kebiasaan minum teh saat makan, berikut beberapa tips:
- Berikan jeda waktu: Tunggu minimal 30 menit hingga 1 jam setelah makan besar sebelum minum teh.
- Konsumsi makanan kaya zat besi: Seimbangkan dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging, ikan, dan unggas saat makan bersama teh.
- Perhatikan jenis teh: Pilih teh dengan kandungan kafein dan tanin yang lebih rendah.
- Batasi konsumsi teh: Hindari konsumsi teh berlebihan.
Ubahlah kebiasaan ini dengan memberikan jeda waktu yang cukup antara makan dan minum teh. Nikmati teh di luar jam makan untuk mendapatkan manfaatnya secara optimal.
Ingin mengetahui informasi lain seputar inovasi, kesehatan, dan teknologi?, mari bergabung bersama keluarga besar Universitas Islam Malang dengan cara daftar sekarang di pmb.unisma.ac.id
Baca juga Perbedaan Es Batu Air Matang dan Mentah
Author MRDN
